Pengelolaan (Managing) Teknologi Pendidikan dan Penerapannya
pada Pendidikan Agama Islam
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan
Dosen Pembimbing :
Ismatul Maula,
M.Pd
Disusun Oleh :
Adik Isra Aulia (1811170001)
Fifin Rahmawati (1811170007)
Nurul Syafika (1811170016)
PAI IVA
PRODI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat
menyesaikan makalah Teknologi Pendidikan, yang berjudul Pengelolaan (Managing)
Teknologi Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan Agama Islam.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik dari segi tulisan maupun paparan dari isi. Tegur sapa
dari para arif pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
selanjutnya, dan sebelumnya kami ucapkan banyak terima kasih Kepada Allah SWT
kami mohon taufiq dan hidayah-Nya,semoga dalam penyelesaian makalah ini
senantiasa dalam keridhaan-Nya dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bengkalis, 01 Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1. Latar
Belakang............................................................................ 1
2. Rumusan
Masalah....................................................................... 2
3. Tujuan.......................................................................................... 2
4. Manfaat........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
1.
Definisi Teknologi Pendidikan.................................................. 3
2.
Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan...................................... 4
3.
Definisi Pengelolaan Teknologi
Pendidikan............................ 5
4.
Kawasan Pengelolaan Teknologi Pendidikan........................... 6
5.
Kawasan pengembangan
Teknologi Pendidikan....................... 9
6.
Penerapannya dalam Pendidikan Agama Islam...................... 14
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan................................................................................ 18
2.
Saran.......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 20
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Allah SWT memberikan akal dan pikiran kepada setiap manusia yang lahir ke
dunia ini untuk bisa bertahan hidup. Dengan akal dan pikiran tersebutlah
manusia mampu menciptakan sebuah teknologi dari yang berwujud sederhana, dan
semakin canggih seperti saat ini. Sehingga memberikan kemudahan dalam setiap
aktivitas manusia. Dapat di lihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa teknologi
saat ini sangat berkembang pesat.
Bahkan dalam dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam teknologi
juga ikut berperan, baik dalam dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak
positifnya adalah dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih mudah
tidak manual lagi, serta dapat dipahami oleh siswa dengan mudah juga. Sedangkan
salah satu dari dampak negatifnya adalah dikarenakan teknologi semakin
berkembang pesat menyebabkan seseorang bersifat individualis dan kurang dalam
bersosialisasi.
Teknologi memiliki nilai tambahan dalam proses pembelajaran, hal ini di
karenakan dalam dunia pendidikan kebutuhan ilmu pengetahuan semakin meningkat
dan tidak semuanya bisa diperoleh dalam lingkungan sekolah. Demikian pula pada
saat melakukan pertukaran data dan informasi antar sekolah, sekolah dengan
masyarakat, sekolag dengan pemerintah daerah dan pusat, utamanya dalam
pendidikan islam dan lain-lain, semuanya akan lebih efektif dan efisien jika
memanfaatkan teknologi dalam kemajuan pendidikan tersebut.[1]
Dengan adanya teknologi juga dapat memudahkan seorang pendidik dalam
mengajar, memiliki pegangan yang lebih bagus dan dapat dipercaya dalam
memberikan materi pembelajaran serta lebih efektif dan efisien juga. Sebagai
seorang pendidik juga harus bisa mengikuti perkembangan zaman dan tidak tertinggal
akan teknologi yang semakin canggih baik pada saat ini maupun pada masa yang
akan datang.
2.
Rumusan
masalah
1.
Apa definisi
teknologi pendidikan ?
2.
Seperti
apa ruang lingkup teknologi pendidikan ?
3.
Apa
definisi pengelolaan teknologi pendidikan ?
4.
Apa
saja kawasan pengelolaan teknologi pendidikan ?
5.
Apa
saja kawasan pengembangan teknologi pendidikan ?
6.
Bagaimana
penerapannya dalam pendidikan agama islam ?
3.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui definisi teknologi pendidikan
2.
Untuk
mengetahui ruang lingkup teknologi pendidikan
3.
Untuk
mengetahui definisi pengelolaan teknologi pendidikan
4.
Untuk
mengetahui kawasan pengelolaan teknologi pendidikan
5.
Untuk
mengetahui kawasan pengembangan teknologi pendidikan
6.
Untuk
mengetahui penerapannya dalam pendidikan agama islam
4.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan adalah bisa menambah wawasan untuk penulis
dan pembaca serta dapat memberi atau menambah pengetahuan tentang hal yang
menyangkut “Pengelolaan (Managing) Pendidikan dan Penerapannya dalam
Pendidikan Agama Islam”.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi Teknologi Pendidikan
Istilah
teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang
menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau
penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai
dasar kata teknologi berarti art, skilll, science atau
keahlian, keterampilan, dan ilmu.[2]
Sedangkan
menurut (Association for Educational Communications and Technology) AECT,
teknologi merupakan perpanjangan dari kemampuan
manusia untuk dapat menghasilkan data, suatu produk/barang dengan waktu yang
cepat dan lebih banyak, sehingga dapat membantu mempermudah perkerjaan manusia.[3]
Secara bahasa, pendidikan berasal dari kata education
yang artinya pengembangan, pengajaran, perintah, pembinaan kepribadian,
memberi makan, dan menumbuhkan.
Menurut Mac Kenzie dan Eraut, teknologi pendidikan
adalah sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat tercapai.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang
kompleks dan terintegrasi, meliputi : manusia, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah
tersebut.
2.
Ruang Lingkup Teknologi
Pendidikan
Ruang lingkup atau kawasan dari teknologi pendidikan terdiri atas desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penelitian yang harus di kembangkan
untuk mengidentifikasikan hubungan timbal balik antara teori dan praktek
pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran dari teori
yang ada.
Ruang lingkup tersebut dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi
kepada pengembangan teori dan praktek dan sebaliknya teori dan praktek
dijadikan pengembangan untuk ruang lingkup teknologi pendidikan. Tiap kawasan
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan
yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat saling melengkapi.
Adapun penjelasan dari masing-masing kawasan/ruang lingkup teknologi
pendidikan, di antaranya adalah:[4]
1.
Desain, yaitu proses
untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk mecipatakan strategi dan
produk. Paling tidak ada empat cakupan utama yang meliputi desain dari teori
dan praktek, yaitu : desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi
pembelajaran, dan karakteristik pembelajar.
2.
Pengembangan, yaitu
proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, yang meliputi;
teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan
teknologi terpadu.
3.
Pemanfaatan, yaitu
aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi dari pemanfaatan
sangatlah penting karena mencakup kaitan antara pembelajar atau sistem
pembelajaran.
4.
Pengelolaan, yaitu
meliputi pengendalian dari teknologi pembelajaran melalui : perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi. Pengelolaan ini bermula dari
administrasi pusat media, program media, dan pelayanan media.
5.
Penilaian, yaitu proses
penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup analisis masalah,
pengukuran acuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.
3.
Definisi Pengelolaan
Teknologi Pendidikan
Pengelolaan atau mengelola sering dikenal dengan
istilah managing atau manajemen yang memiliki arti yaitu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Gulick, manajemen merupakan suatu
bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia berkerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerja sama yang lebih bermanfaat.
Dari definisi yang di jelaskan di atas dapat kita
simpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses kerja sama antara sekelompok
orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dengan melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen. Manajemen yang baik akan mendorong keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan, karena di dalam manajemen terdapat
fungsi yang harus dilakukan dan fungsi manajemen ini yang akan mendorong
kegiatan agar berjalan dengan baik dan pengelolaan telah menjadi bagian dari
teknologi pendidikan sejak tahun 1902.
Mengelola pada teknologi pendidikan terfokus pada
konsep dan prinsip yang berkaitan dengan mengelola proses teknologi yang tepat
dan sumber teknologi yang ada. Teknologi bertindak sebagai desainer kegiatan
pembelajaran, spesialis media sekolah, konsultan pembelajaran, menangani
masalah manajemen profesional. Teknologi pendidikan bekerja dengan sumber daya
yang terbatas dalam waktu yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dengan mengelola proses dan menyalahgunakan sumber yang tersedia.
Proses berkaitan dengan desain pembelajaran yang
direncanakan, sedangkan sumber belajar bisa berupa koleksi bahan ajar. Kegiatan
pengelolaan meliputi mendesain model pembelajaran yang paling rekevan, memilih
alat dan media yang tepat, memilih orang
yang terampil dan mengendalikan setiap proses kegiatan pembelajaran secara
tepat.
Para ahli
bidang teknologi dituntut memberikan pelayanan pengelolaan dalam bidangnya.
Seorang teknolog pembelajaran mungkin terlibat dalam usaha pengelolaan proyek
pengembangan pembelajaran atau pengelolaan pusat media sekolah. Tujuan yang
ingin dicapai dari pengelolaan kasus demi kasus dapat sangat beragam, namun
keterampilan pengelolaan yang mendasarinya relatif sama apapun kasusnya.
Tujuan
proyek manajemen adalah untuk memastikan bahwa solusi yang tepat untuk kinerja
tertentu. Masalah dikembangkan dan diimplementasikan pada waktu, pada anggaran,
dengan spesifikasi yang ditetapkan pada awal waktu yang ditetapkan.
Banyak
teknolog pembelajaran memegang jabatan yang memerlukan kompetensi dalam fungsi
pengelolaan. Misalnya, seorang direktur pusat sumber belajar pada sebuah
universitas. Direktur tersebut bertanggung jawab atas keseluruhan program
sumber belajar termasuk tujuan, organisasi, staf, keuangan, fasilitas dan
peralatan yang ada di dalam universitas tersebut. Begitu pula dengan misalnya
kepala sekolah maupun pemimpin lembaga pendidikan lainnya juga harus
berkompeten dalam pengelolaan teknologi pendidikan.
4.
Kawasan
Pengelolaan Teknoogi Pendidikan
Pengelolaan meliputi pengendalian
teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian
dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, dan
pelayanan pemanfaatan media. Gabungan antara perpustakaan dengan program media
membuahkan pusat dan ahli media sekolah.
Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam
bidang teknologi pembelajaran dan dari peran kebanyakan para teknolog
pembelajaran. banyak teknolog yang memegang jabatan yang jelas-jelas memerlukan
fungsi pengelolaan. Sebagai contoh, seorang ahli yang bertugas sebagai ahli
media pada sebuah sekolah, ahli ini bertanggung jawab atas keseluruhan program
pusat media tersebut.
Oleh karena itu kawasan pengelolaan teknologi
pendidikan di bagi menjadi 4, yaitu :
1.
Pengelolaan proyek
Pengelolaan ini meliputi perencanaan, manitoring, dan
pengendalian proyek desain dan pengembangan, para pengelola proyek bertanggung
jawab atas perencanaan, penjadwaan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran
atau jeis-jenis proyek yang lain.
Mengelola proyek adalah fungsi
pengelolaan yang dipahami dalam bidang teknologi pendidikan. Manajemen proyek
dipraktekkan untuk memastikan bahwa suatu proyek diskrit, dapat mencapai
suatu hasil tertentu, selesai tepat waktu, sesuai anggaran, dan
spesifikasi klien. Dalam teknologi pendidikan, mengelola proyek umumnya
berkaitan dengan desain dan pengembangan bahan ajar dan sistem
pembelajaran. Mengelola proyek dibutuhkan ketika produksi media dan proses
pengembangan pembelajaran menjadi lebih kompleks dan dalam skala
besar. Mengelola proyek akan menghasilkan manfaat seperti menghemat sumber
daya organisasi,meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kemungkinan bahwa
proyek akan berhasil.
2. Pengelolaan
sumber
Pengelolaan
sumber mencakup perencanaan, pemantauan, pengendalian sistem pendukung, dan pelayanan sumber.
Pengelolaan sumber memiliki arti penting
karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup, personel
keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber
pembelajaran mencakup semua teknologi yang akan dijelaskan pada kawasan
pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan
dua karakteristik penting dan pengelolaan sumber.
Mengelola
sumber daya berkaitan erat dengan pengelolaan sistem penyampaian dan
pengelolaan informasi. Pada tahun 1994 definisi sebelumnya, pengelolaan
sistem penyampaian dan pengelolaan informasi merupakan bagian pengelolaan
yang dilaksanakan oleh kawasan pengelolaan. Pada definisi terbaru tahun 2004,
menyatukan pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi
menjadi satu bagian dengan kegiatan mengelola sumber daya.
Mengelola
sumber daya juga mencakup pengelolaan sumber teknologi informasi yang
dipraktekkan untuk memastikan bahwa teknologi infrastruktur organisasi benar
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi itu dan tetap up to date dengan
biaya yang masuk akal. Sekolah dan organisasi media center jugamembutuhkan
tingkat pengelolaan. Koleksi, yang merupakan komponen utama dari fasilitas,
membutuhkan pemantauan terus-menerus dan perlu diperbarui. Ruang fisik yang
sebenarnya harus diatur baik secara fungsional dan menarik. Sumber daya
ini terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan sesuai dengan anggaran yang
dimiliki oleh organisasi.
3. Pengelolaan
kinerja orang
Proyek
dan program apapun membutuhkan orang yang tepat untuk memastikan kesuksesan
penyelesaian proyek dan program tersebut. Pengelolaan personalia
memastikan bahwa ada orang dengan keterampilan yang tepat untuk melakukan
pekerjaan pada waktu yang tepat dan untuk biaya terendah sesuai dengan sumber
daya yang diperlukan. Manajemen efektif akan menghasilkan orang–orang yang
bekerja secara efektif. Pengelolaan personalia dan pengelolaan proyek
memiliki hubungan yang erat.
Sulit
untuk membedakan antara mengelola proyek dan mengelola program. Program
didorong oleh misi, memiliki jangka waktu lebih lama, bersifat luas dan
biasanya mengandung beberapa proyek. Proyek didorong oleh spesifikasi, memiliki
batas waktu terbatas, dan menghasilkan suatu produk, kemasan, atau jasa.
Mengelola proyek melibatkan usaha jangka pendek tanpa otoritas jangka panjang,
sementara mengelola program merupakan usaha jangka panjang dan berkelanjutan
untuk menghasilkan tujuan organisasi.
Didalam pengelolaan program seorang
manajer harus harus bisa melakukan evaluasi. Hai ini diperlukan untuk
memastikan bahwa program telah terlaksana dengan baik, sesuai dengan biaya
dan spesifikasi yang telah ditentukan. Melalui kegiatan evaluasi dapat
diperoleh laporan kemajuan dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi saat
implementasi pengelolaan. Dengan demikian evaluasi turut membantu dalam
pengambilan keputusan yang akan dibuat saat proses perencanaan selanjutnya.
4.
Kawasan
pengembangan teknologi pedidikan islam
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Melalui
proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini kemudian
berakibat pada perubahan dalam kawasan. Namun setelah permunculan film
merupakan tonggak sejarah dari gerakan audiovisual ke era teknologi
pembelajaran sekarang ini. Film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran
pada tahun 1930-an, sebagai salah satu hasilnya yaitu dengan
munculnya katalog film pertama, perpustakaan-perpustakaan dan
perusahaan-perusahaan film.
Pengembangan merupakan proses
penterjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisik. Kawasan
pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam
pembelajaran. Walaupun demikian, tidak berarti lepas dari teori dan praktek
yang berhubungan dengan belajar dan desain.
Didalam kawasan pengembangan
terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong
baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya kawasan
pengembangan dapat dijelaskan berdasarkan adanya :
a. Pesan yang
didorong oleh isi
b. Strategi
pembelajaran yang didorang oleh teori
c. Manifestasi
fisik dan ternologi seperti perangat keras, perangat dan baham pembelanjaan.
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat
kategori yaitu teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi
berdasarkan komputer, dan teknologi terpadu.
1.
Teknologi cetak
Teknologi
cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti buku, dan
bahan visual yang statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. Sub kategori ini mencakup representasi dan reproduksi teks, grafis,
dan fotografis. Bahan cetak dan bahan visual menggunakan teknologi yang paling
mendasar dan membekas.[5]
Secara
khusus teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik seperti berikut :
a. Teks dibaca
secara linier, sedangkan visul direkam
b. Keduanya
biasanya memberikan komunikasi satu arah yang fasif
c. Keduanya
berbentuk visual statis
d. Perkembangannya
sangat bergantung pada prinsip-prinsip liguistik dan persepsi visual
e. Keduanya
terfokus pada pembelajaran
f. Informasi dapat
diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai
2. Teknologi
audiovisual
Teknologi
audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan peralatan mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan audio dan
visual. Pembelajaran audiovisual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan
perangkat keras didalam proses pembelajaran. Peralatan audiovisual memungkinkan
pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penanyangan visual yang
berukuran besar. Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai prosuksi dan
pemanfaatan bahan belajar yang berkaitan dengan pembelajaran melalui
penglihatan dan pendengaran yang secara ekslusif tidak selalu bergantung kepada
pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Media audio dan audio-visual
merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau, sekali kita
membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak diperlukan lagi
biaya tambahan karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat
direkam kembali. Disamping itu, tersedia pula materi audio yang dapat digunakan
dan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Audio dapat menampilkan
pesan yang memotivasi, audio tape recorder juga dapat dibawa kemana-mana,
karena dapat menggunakan baterai,sehingga dapat digunakan dimanapun tempatnya.[6]
3. Teknologi
berbasis komputer
Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara-cara memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber
mikro prosesor. Teknologi berbasis komputer dibedakan dari teknologi lain
karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital, bukannya
sebagai bahan cetak atau visual. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer
menampilkan informasi kepada pembelajaran melalui tayangan dilayar monitor.
Berbagai jenis aplikasi komputer biasanya disebut “computer based
instruction (cbi).[7]
Kemajuan teknologi komputer sejak muncul pada tahun
1950-an hingga tahun 1960-an sangat lamban. Ruangan besar dan jumlah orang yang
cukup banyak diperlukan untuk menjalankan computer pada masa itu. Namun sejak
tahun 1975 ketika ditemukan prosesor kecil (microprocessor) keadaan
tersebut berubah secara dramatis. Prosesor kecil berisikan semua kemampuan yang
diperlukan untuk memproses berbagai perintah yang sebelumnya harus dilakukan
oleh peralatan yang memenuhi ruangan besar. Dengan demikian, ukuran komputer
menjadi kecil yang karena ukurannya itu diberi nama laptop atau notebook yang
dapat dibawa kemana-mana.
4. Teknologi
terpadu
Teknologi
terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan oleh computer. Banyak orang
percaya bahwa teknik yang paling rumit untuk pembelajaran melibatkan perpaduan
beberapa jenis media dibawah kendali sebuah komputer.[8]
Komponen
perangkat keras dari sistem yang terpadu ini dapat terdiri dari komputer
berkemampuan sangat tinggi dengan memori yang besar yang dapat mengakses secara
cepat, dan sebuah monitor yang beresolusi tinggi, peralatan periferal (pelengkap
luar) komputer mencakup : alat pemutar video, alat penayangan tambahan,
perangkat keras jaringan, serta sistem audio. Perangkat lunak dari teknologi
terpadu ini dapat berupa disket video, program jaringan, serta informasi
digital.
Pembelajaran
dengan teknologi terpadu ini, mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Dapat
digunakan secara acak, disamping secara linier
b. Dapat
digunakan seuai dengan keinginan pembelajar
c. Gagasan-gagasan
sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman pembelajaran
d. Prinsip-prinsip
ilmu kognitif dan kontruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan
bahan pembelajaran
Apabila
sebuah lembaga pendidikan Islam mempunyai tenaga yang kompeten dalam beberapa
bidang di atas, maka akan lebih mudah bagi lembaga tersebut untuk menerapkan
teknologi pendidikan secara maksimal serta memperoleh hasil yang maksimal juga.
Dengan demikian, mutu dari pendidikan Islam tidak akan dipandang remeh atau
dinomorduakan setelah pendidikan umum.
6.
Penerapan
dari Pengelolaan Teknologi Pendidikan Islam
pada Pendidikan Agama Islam
Peningkatan dan pengelolaan kualitas dari dunia
industri nampaknya akan menyebar ke dunia pendidikan juga, maka hal itu akan
membawa dampak pada kawasan pengelolaan. Pemisahan inovasi (pembaharuan),
teknologi kinerja dan pengelolaan kualitas dapat menjadi alat yang ampuh untuk
perubahan organisasi. Untuk mengurangi hal ini, maka akan menjadi tantangan bagi para pengelola
untuk menggunakan sumber-sumber yang ada sekarang secara lebih baik. Integrasi
antar sitem informasi dan pengelolaan akan berkembang dan berpengaruh terhadap
Teknologi Pembelajaran dalam pengertian bahwa pengambilan keputusan pengelolaan
akan menjadi semakin bergantung pada komputerisasi informasi.[9]
Kemajuan teknologi telah menampakkan pengaruhnya
kepada semua kehidupan individu, masyarakat dan negara. Bisa dikatakan bahwa
tidak ada orang yang bisa menghindar dari pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK bukan saja dirasakan individu, akan
tetapi dirasakan juga oleh masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Islam
khususnya lembaganya, sangat dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya
dengan keadaan saat ini, serta juga dituntut untuk menguasai IPTEK.
Dapat kita lihat perkembangan dunia pendidikan saat ini, sudah banyak
perkembangan di dalamnya. Salah satunya terlihat dari teknologi yang digunakan
semakin bervariasi dan semakin canggih. Tidak dapat dipungkiri memang dengan
semakin berkembangnya zaman, maka teknologi yang digunakanpun akan semakin
berkembang pula. Maka pendidikan pun akan disandingkan dengan teknologi yang
akan membantunya dalam mencapai tujuan pendidikan. Begitu pula dalam Pendidikan
Agama Islam.
Pendidikan Islam memiliki tugas pokoknya dalam menelaah dan menganalisis
serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta kependidikan yang sama
sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam, dituntut harus mampu mengetengahkan
perencanaan program-program dan aktivitas-aktivitas operasional kependidikan,
terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK.
Pendidikan Islam memiliki suatu kekuatan yang sangat penting untuk
dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran
filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga
pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-tengah
dinamika masyarakat.
1) Motivasi kreatifitas anak didik ke arah pengembangan IPTEK itu sendiri,
dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber acuannya.
2) Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup
umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
3) Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan hubungan
yang akrab dengan para ilmuwan yang memegang otoritas IPTEK dalam bidang
masing-masing.
4) Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat
manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari
sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan
manusia.
Jadi seperti itulah pendidikan Islam diarahkan, agar pendidikan
Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK. Strategi
tersebut merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa lebih
banyak berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh
lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada
hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia dengan
sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya.
Dari ketiga orientasi tersebut, tampaknya hubungan dengan alam sekitar menjadi
dasar pengembangan IPTEK, sedang Hablumminallah menjadi dasar pengembangan
sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan IPTEK,
sedang Hablumminannas menjadi dasar pengembangan hidup bermasyarakat
yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, dan keselarasan dengan
nilai-nilai moralitas yang berfungsi menentramkan jiwa manusia, sehingga
terciptalah kedamaian
Penggunaan teknologi sangatlah bermanfaat dalam dunia pendidikan,
termasuk pendidikan Islam. Maka dari itu, untuk menerapkan teknologi pendidikan dalam sebuah sistem maupun lembaga
pendidikan khususnya pendidikan Islam, tentunya dibutuhkan seorang pendidik
atau pelaksana pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam beberapa bidang
sebagai berikut:
1)
Perancang proses dan
sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar
2)
Pengembangan proses dan
sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi
cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis computer, teknologi terpadu.
3)
Pemanfaatan/penggunaan
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemanfaatan
media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan
institutionalisasi serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
4)
Pengelola proses dan
sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek,
pengelolaan sistem informasi pendidikan.
5)
Evaluasi/ penilaian;
dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan
patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif.
Jika suatu lembaga pendidikan Islam mempunyai tenaga yang kompeten dalam
beberapa bidang di atas, maka akan lebih mudah bagi lembaga tersebut untuk
menerapkan teknologi pendidikan secara maksimal serta memperoleh hasil yang
maksimal juga. Dengan demikian, mutu dari pendidikan Islam tidak akan dipandang
remeh atau dinomorduakan setelah pendidikan umum. Ada beberapa yang harus kita
ketahui di dalam Pendidikan Agama Islam, sebelum kita sinergikan dengan
pengelolaan teknologi pendidikan. Beberapa komponen yang harus ada dalam
pendidikan Islam, diantaranya :[10]
1) Pendidikan dalam arti mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaninya, pikiran-pikirannya
maupun terhadap ketajaman dan kelembutan hati nuraninya.
2) Islam dalam arti yang seluas-luasnya sebagai bahan utama dan materi yang
amat luas untuk diajarkan kepada semua manusia baik secara formal sebagai anak
didik maupun pandangan universal bahwa semua manusia adalah murid yang tidak
berhenti untuk belajar sepanjang kehidupannya.
3) Sumber ajaran Islam yang termuat dalam Al Qur’an dan As-Sunah,
ajaran-ajaran Ilahi yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta
suri tauladan Nabi Muhammad SAW yang luar biasa sebagai Nabi dan Rasul yang dijaga
perilaku oleh Allah SWT sehingga terhindar dari kesalahan.
Dari ketiga komponen itu, maka dalam pengelolaan
teknologi yang akan digunakan dalam penerapan Pendidikan Agama Islam, hendaknya
tidak menyimpang atau bahkan menghilangkan salah satu komponen di dalamnya.
Maka pengelolaan teknologi yang meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan
sumber, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan informasi ini dalam
prosesnya wajib mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam pendidikan
Islam.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Teknologi pendidikan
merupakan pembelajaran dan praktek etis yang memfasilitasi
belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola
proses dan sumber teknologi yang memadai. Dalam penggunaan teknologi dalam pembelajaran
perlu adanya pengelolaan yang efektif dan efisien. Pengelolaan teknologi
pendidikan mencakup 4 kawasan yaitu : Pengelolaan Proyek, Pengelolaan sumber,
Pengelolaan kinerja orang dan Pengelolaan Program. Teknologi pendidikan juga
terdapat 4 kawassan pengembangan dia antaranya teknologi cetak,n teknologi
audiovisual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu. Dalam pelaksanaan pengelolaan peran manajer
sangat berpengaruh terutama pada saat evaluasi. Adanya kegiatan evaluasi dapat
diperoleh laporan kemajuan dan identifikasi masalah saat pengelolaan sehingga
dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat saat proses
perencanaan selanjutnya.
Teknologi dan pendidikan merupakan dua
elemen yang memiliki peranan penting dalam pengembangan dan peningkatan
kepribadian seseorang. Penggunaan teknologi atau media dalam proses
pembelajaran harus disesuaikan dengan pelajaran yang disampaikan agar hasil
yang diperoleh maksimal. Di samping itu, juga disesuaikan
dengan kemampuan peserta didiknya.
Peran teknologi dalam pengembangan
kemampuan anak didik cukup signifikan sehingga menunut pendidik agar mampu
menggunakan teknologi dengan baik, karena dengan teknologi penyapaian materi
akan lebih variatif dan kegiatan akan semakin menarik. Dalam mengembangkan
pendidikan agama Islam, perlu memperhatikan kebijakan yang kemudian
diterjemahkan ke dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran
berjalan sebagaimana yang diamanahkan.
2.
Saran
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka,
atas dasar kekurangan itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
Agar ada perubahan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hadimira, Yusuf, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta
: Rajawali, 1986
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara, 2008
Miarso, Hadi, Yusuf, Mnyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta
: PRENADA MEDIA, 2005
Majid, Abdul, Pendidikan Agama Iskam Berbasis Kompetensi, Bandung
: PT. Remaja Rosda Karya, 2004
Aryad, Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2009
Seels, B, Barbara dan
Richey, C, Rita, Teknologi pembelajaran
Definisi dan Kawasannya, Jakarta : Unit Percetakan Univrsitas Negeri
Jakarta, 1994
Basri, Hasan, Filsafat Pendidikan Isam, Bandung:
Pustaka Setia, 2009
[1] Yusuf Hadimiarsa, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta
: Rajawali, 1986), hlm 4
[2] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
BumiAksara, 2008), h.2
[3] Yusuf hadi Miarso, Menyemai
Benih TEKNOLOGI PENDIDIKAN, (Jakarta : PRENADA MEDIA,2005), h.131
[4] Abdul Majid, Pendidikan
Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2004),
h.161
[9] Barbara B. Seels dan Rita
C. Richey, Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya,
(Jakarta: Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta, 1994), h. 57
[10] Hasan Basri, Filsafat
Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009, hal. 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar