Kamis, 16 Mei 2019

Fasilitas Belajar/Pembelajaran (Facilitating Learning) Teknologi Pendidikan Dan Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam


Fasilitas Belajar/Pembelajaran (Facilitating Learning) Teknologi Pendidikan Dan Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pendidikan



Oleh :
Assayyidatul ‘Arifah
(1811170002)
Dinda Widya Rizki
(1811170004)
Fedra Angelia
(1811170006)
Nur Ilham
(1811170013)



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
2019





KATA PENGANTAR

            Segala puji hanya milik Allah, yang telah memberi petunjuk dan kemudahan kepada Penulis sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan sampai pada hadapan para pembaca yang berbahagia. Semoga kiranya membawa mamfaat yang sebesar-besarnya dan memberikan sumbangan yang berarti pada masa sekarang dan yang akan datang.
Makalah ini penulis buat bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai Fasilitas Belajar/Pembelajaran (Facilitating Learning) Teknologi Pendidikan Dan Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam. Dan diharapkan pembaca bisa mengambil
ilmunya agar bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penulisan makalah ini tentunya banyak dijumpai kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap saran-saran untuk penyempurnaan. Agar kekurangan dan kelemahan yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaat bagi pengembangan pengetahuan pada umumnya.

Bengkalis, 05 Februari 2019

Penulis


DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................. i
Daftar isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A.    Pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan...............................3
B.     Perkembangan fasilitas belajar dalam era reformasi.........................4
C.     Hubungan teknologi dan pendidikan.................................................5
D.    Hubungan teknologi pendidikan dan guru.........................................6
E.     Jenis-jenis alat-alat teknologi pendidikan..........................................7
F.      Beda pelajaran dengan guru dan komputer......................................28
BAB III PENUTUP......................................................................................29
1.      Kesimpulan................................................................................29
2.      Saran .........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 31


 BAB   I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemajuan dan teknologi telah tumbuh dan berkembang dengan secara cepat. kemajuan ini sangat berdampak dalam segala bidang temasuk dalam dunia pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu kunci perkembangan suatu bangsa,dimana pendidikan yang baik dapat terlaksana dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat menunjang.
Salah satunya yaitu,teknologi yang membantu proses pendidikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.dengan adanya perkembangan teknologi mampu meningkatkan kreatifitas ,inovasi dan minat belajar.dalam dunia pendidikan,yang dapat di lakukan oleh pengajar pada saat proses pembelajaran.
Agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan maksimal,menyenangkan dan dapat di terima oleh perseta didik dengan baik.
Namun masih banyak kendala dari perkembangan teknologi yang sangat pesat karena perlu adanya kemampuan atau pengetahuan dari pelaku pendidikan .seperti Sumber daya manusia  pendidikan yang harus memadai dalam mengelola teknologi pendidikan.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan?
2.      Bagaimana perkembangan fasilitas belajar dalam era reformasi?
3.      Apa hubungan teknologi dan pendidikan?
4.      Apa hubungan teknologi pendidikan dan guru?
5.      Apa saja jenis-jenis alat-alat teknologi pendidikan?
6.      Apakah beda pelajaran dengan guru dan komputer?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan
2.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fasilitas belajar dalam era reformasi
3.      Untuk mengetahui apa hubungan teknologi dan pendidikan
4.      Untuk mengetahui apa hubungan teknologi pendidikan dan guru
5.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis alat-alat teknologi pendidikan
6.      Untuk mengetahui apakah beda pelajaran dengan guru dan komputer

D.    Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan adalah makalah ini dapat menambah wawasan untuk penulis dan pembaca serta dapat memberikan dan menambah pengetahuan tentang beberapa hal yang menyangkut masalah fasilitas belajar dan penerapan teknologi pendidikan pada mata pelajaran pendidikan agama islam dari mata kuliah Teknologi pendidikan.


 BAB   I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemajuan dan teknologi telah tumbuh dan berkembang dengan secara cepat. kemajuan ini sangat berdampak dalam segala bidang temasuk dalam dunia pendidikan.Pendidikan sebagai salah satu kunci perkembangan suatu bangsa,dimana pendidikan yang baik dapat terlaksana dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat menunjang.
Salah satunya yaitu,teknologi yang membantu proses pendidikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.dengan adanya perkembangan teknologi mampu meningkatkan kreatifitas ,inovasi dan minat belajar.dalam dunia pendidikan,yang dapat di lakukan oleh pengajar pada saat proses pembelajaran.Agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan maksimal,menyenangkan dan dapat di terima oleh perseta didik dengan baik.
Namun masih banyak kendala dari perkembangan teknologi yang sangat pesat karena perlu adanya kemampuan atau pengetahuan dari pelaku pendidikan .seperti Sumber daya manusia  pendidikan yang harus memadai dalam mengelola teknologi pendidikan.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan?
2.      Bagaimana perkembangan fasilitas belajar dalam era reformasi?
3.      Apa hubungan teknologi dan pendidikan?
4.      Apa hubungan teknologi pendidikan dan guru?
5.      Apa saja jenis-jenis alat-alat teknologi pendidikan?
6.      Apakah beda pelajaran dengan guru dan komputer?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan
2.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fasilitas belajar dalam era reformasi
3.      Untuk mengetahui apa hubungan teknologi dan pendidikan
4.      Untuk mengetahui apa hubungan teknologi pendidikan dan guru
5.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis alat-alat teknologi pendidikan
6.      Untuk mengetahui apakah beda pelajaran dengan guru dan komputer

D.    Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan adalah makalah ini dapat menambah wawasan untuk penulis dan pembaca serta dapat memberikan dan menambah pengetahuan tentang beberapa hal yang menyangkut masalah fasilitas belajar dan penerapan teknologi pendidikan pada mata pelajaran pendidikan agama islam dari mata kuliah Teknologi pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan.
Menurut Dahar (1993), pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, dan lainnya sebagai kemampuan untuk meningkatkan kinerja.[1]
Menurut Mukhroji, dkk “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efesien”
Istilah teknologi berasal dari bahasa yunani. Technologia yang menurut webster dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematsis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu. Jadi teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai pegangan atau peaksanaan pendidikan secara sistematis. 
Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang soal belajar dan mengajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah.
Setelah membaca dari beberapa literatur, fasilitas belajar/pembelajaran dalam teknologi pembelajaran adalah segala sesuatu yang berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang diperoleh dan didapatkan melalui pengembangan hasil teknologi industri yang bisa dimanfaatkan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk memberikan kemudahan, kelancaran, keefektifan dan keefesienan agar tercapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama.
B.     Perkembangan Fasilitas Belajar dalam Era Reformasi
Secara umum, perkembangan dalam era reformasi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
1.             Meningkatkan daya muat untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasikan, menyajikan informasi.
2.             Kecepatan penyajian informasi yang meningkat.
3.             Miniaturisasi perangkat keras yang disertai dengan ketersediannya yang melimpah.
4.             Keragaman pilihan informasi untuk melayani berbagai macam kebutuhan.
5.             Biaya perolehan informasi, terutama biaya untuk transmisi data yang cepat dalam jarak jauh, yang secara relatif semakin turun.
6.             Kemudahan penggunaan produk teknologi komunikasi dan informasi, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunaknya.
7.             Kemampuan distribusi informasi yang semakin  cepat dan luas, dan arena itu informasi lebih mudah diperoleh dengan menembus batas-batas geografis, politis, maupun kedaulatan.
8.             Meningkatnya kegunaan informasi dengan keanekaragaman pelayanan yang dapat diberikan, hingga memungkinkan pemecahan masalah yang ada secara lebih baik serta dibuatnya prediksi masa depan yang lebih tepat.[2]
C.    Teknologi Dan Pendidikan
Hidup manusia sangat di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi .teknologi misalnya banyak menghasilkan mesin dan alat-alat seperti jam,mesin jahit,mesin cetak,mobil,mesin tenun,kapal terbang,tank,meriam,dan sebagainya,agar manusia dapat hidup lebih mudah,aman dan senang dalam lingkungannya.disamping itu alat-alat itu juga menimbulkan macam-macam bahaya yang dapat merusak dan membahayakan hidup manusia.
Adanya alat-alat itu dapat mengubah pikiran manusia ,mengubah cara kerja dan cara hidupnya.juga pendidikan tidak bebas dari pengaruh teknologi.
Hasil teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan.penemuan kertas, mesin cetak,radio,film,Tv,komputer,dan lain-lain segera dimanfaatkan bagi pendidikan.pada hakikatnya alat-alat itu di buat khusus untuk keperluan pendidikan seperti film,radio,Tv,komputer dan sebagainya.
Akan tetapi alat-alat itu ternyata dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.mungkin hanya “teaching machine”yang sengaja di buat khusus untuk tujuan pendidikan.
Sampai tahun_+1950 alat-alat pengajaran,yang lazim di sebut alat audio visual,msih terbatas jumlah maupun penggunaanya.sejak 1950-an perkembangan alat-alat teknologi sangat pesat.pada tahun 1978 misalnya terbit suatu katalogus mengenai alat pendidikan elektronik setebal 1.129 halaman.
Di negara-negara yang maju seperti misalnya Amerikan serikat dan jepang alat-alat teknologi pendidikan seperti radio,TV,laboratorium bahasa,CCTV,Film,overhead projector,dan sebagainya sudah merupakan fasilitas pendidikan yang biasa.
Proliferasi atau pertambah cepat alat teknologi pendidikan atau “hard ware” menimbulkan ketinggalan dalam perkembangan “soft ware”nya.
Alat –alat itu tidak dimanfaatkan sepenuhnya karena tidak dapat dijadikan fungsional dalam pengajaran yang diberikan oleh guru.keseimbangan antara “hard ware”dan soft ware” merupakan suatu masalah.
Banyak yang diharapkan dari alat-alat teknologi pendidikan untuk membantu mengatasi kekurangan guru guna memenuhi aspirasi belajar penduduk yang cepat pertumbuhannya atau untuk membantu pelajar menguasai pengetahuan yang sangat pesat berkembang sehingga disebut ekplosi pengetahuan untuk membantu siswa belajar secara individual dengan lebih efektif dan efesien.
D.    Teknologi Pendidikan Dan Guru
Alat-alat teknologi pendidikan dapat mengubah peran guru disamping guru timbul sumber-sumber pelajaran lainnya.
Namun peran guru tidak akan dapat ditindakan dan akan selalu diperlukan.mengawinkan ‘teknologi”dengan “pendidikan”dapat mengejutkan profesi guru,sebab teknologi diasosiasikan dengan “mesin”yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi”pendidikan,yaitu pendidikan yang “mechanical”,yang serba mesin,yang menghilangkan unsur manusiawi  yang selalu terdapat dalam intraksi sosial antara guru dan antara murid dengan murid dalam pelajaran biasa.pengalaman dengan alat teknologi pendidikan membuktikan bahwa dalam proses mengajar – belajar guru tetap memegang peran  yang penting .
Banyak alat instruksional di negara-negara yang maju dapat juga membingungkan guru.sukar bagi guru untuk memilih media yang paling baik di antara begitu banyak alat yang tersedia. Walaupun banyak penelitian tentang efektivitas bebagai media, tidak ada penelitian yang menjelaskan apabila suatu media dapat atau tidak dapat digunakan dalam situasi belajar tertentu.juga belum ada dasar teoritis yangkuat yang menentukan media apa yang paling serasi untuk bahan pelajaran tertentu.
E.     Jenis-Jenis Alat-Alat Teknologi Pendidikan
1.                  Alat teknologi untuk pendidikan

Disadari atau tidak oleh seluruh masyarakat indonesia,yang nyata adalah: tidak semua warga punya nasib baik.kalau di kota-kota,orang sudah merasakan nikmat dan dampak globalisasi,di desa-desa orang tetap beralat dengan alam untuk mencari sesuap nasi. Orang kota sudah mengenal antena parabola,televisi kabel,fax,telepon digital,computer netway,tele=education,tele-library,tele-conference dan sebagainya.orang desa,sebaliknya,berpindah dari lahan garapan satu ke lahan  garapan lain,ke tanaman produksi/sayuran sejenis ke jenis lain,pola menu makanan yang monoton,bertambah banyak anak,rentan penyakit,dan buta informasi serta pendidian anak tertinggal.
Salah satu ketertinggalan itu adalah ketidakadaan alat teknologi, seperti televisi,yang bukan saja tidak terbeli tetapi belum terjangkau oleh siaran.
Meskipun demikian ternyata acara yang paling mereka senangi adalah siaran berita dan hiburan (musik dangdut,pop,dan sandiwara).masyarakat desa,terutama di desa-desa  pedalaman alat-alat canggih bidang teknologi informasi dan komunikasi di masa datang, terutama pada skala terbatas,akan memungkinkan hadirnya sajian bahan pendidikan,perpustakaan dan laboratorium jarak jauh.[3]

2.      Media cetak dan sarana fisik

Media cetak yang murah dan banyak jumlahnya serta tersebar pada seluruh wilayah menjadi dambaan seluruh umat. Fungsinya tidak kalah dengan radio (program audio) dan televisi (program audio visual). Bahkan untuk kalangan tertentu, bahan bacaan (buku, jurnal, majalah, koran, manual instruction, brosur dan lain-lain) lebih menguntungkan, karena dapat dibaca ulang dan dijadikan bahan acuan ilmiah. Bahan-bahan itu tersebar di toko-toko buku, di rumah-rumah pribadi, di kaki lima dan bahkan di tangan pedangan asongan.
Di indonesia, secara kuantitatif, perpustakaan yang ada cukup memadai. Tahun 1986, ada 295 buah perpustakaan khusus, perpustakaan universitas (negeri dan swasta) sebanyak 252 buah, perpustakaan keliling 111 buah, perpustakaan sekolah 1.139 buah, perpustakaan desa 524 buah, dan perpustakaan wilayah (di tingkat propinsi dan kabupaten) ada 300 buah (Daud, 1992). Jumlah pertambahan halaman buku dan media cetak lain di perpustakaan kita, dalam satuan tahun, memang belum dicatat secara pasti. Namun demikian, melihat perkembangan global, di mana setiap tahun ada pertambahan sekitar 60.000.000 halaman media cetak di perpustakaan, tentu saja yang kita nikmati baru beberapa di antaranya. Di banyak perpustakaan universitas, di pusat Dokumentasi Ilmiah (PDII-LIPI), di lembaga (balai/ pusat penelitian Universitas, di Litbang Departemen dan sejenisnya juga dihimpun data hasil penelitian, abstraksi tesis dan disertasi, proseding seminar dan lain-lain, yang turut mempercepat proses pendistribusian informasi ilmiah yang mahal harganya, namun bermanfaat besar bagi kehidupan umat manusia.
Jaringan informasi perlu dikembangkan dengan jalan menggerakkan beberapa kunci utama, Marwah Daud Ibrahim (1992), Project Program IPTEKNET BPPT, mengemukakan, bahwa ada beberapa kunci utama dalam mengembangkan suatu jaringan informasi, yaitu :
Pertama, komitmen yang konsisten untuk melengkapi jumlah dan jenis buku serta alat belajar. Mungkin dengan bahasa lain dapat dikatakan bahwa, dibutuhkan suatu kemauan politik untuk memberikan perhatian pada sumber dan media informasi pendidikan. Selama ini perhatian biasanya lebih diutamakan pada gedung, belum pada isi perpustakaan yang merupakan roh, serta sumber hidup dan persyaratan peningkatan kualitas tenaga didik dan peserta didik. Kita berharap bahwa di masa depan, perhatian lebih difokuskan pada efektivitas sarana yang sangat penting ini.
Kedua, sistem pendidikan yang mendorong orang untuk meningkatkan kegairahan belajar bukan sekedar kesiapan mengikuti dan lulus ujian. Sampai sekarang masih sering terdengar keluhan bahwa untuk apa meningkatkan fasilitas perpustakaan atau koleksi buku, jika jumlah orang yang datang membaca atau meminjam buku masih sangat terbatas. Karena itu tanpa upaya serius untuk mengembangkan sistem belajar yang mendorong mahasiswa mencari ilmu sendiri, dan melihat guru sebagai fasilitator belajar, tampaknya perpustakaan akan sepi pengunjung. Lalu apa gunanya bicara tentang pengembangan jaringan jika yang ada saja tidak termaksimalkan penggunaannya di lokasi sistem dilaksanakan.
Ketiga, diperlukan pengaturan administrasi dan manajemen yang memungkinkan orang aktif (saling mengakses) dalam jaringan informasi pendidikan nasional. Perancangan dan pengembangan sistem manajemen dan administrasi ini terkandung jauh lebih rumit. Karena itu strategi, orientasi dan aturan mainnya hanyalah untuk tujuan-tujuan pendidikan itu sendiri.
Keempat, diperlukan tenaga professional yang kompeten, berdedikasi tinggi serta memiliki visi yang terbuka. Tanpa tenaga dengan kualifikasi tersebut susah dikembangkan jaringan informasi yang berkualitas. Kompetensi tenaga ini antara lain dalam bidang perpustakaan, jaringan kerja, komputer, telekomunikasi, terutama menyangkut aspek softwarenya.
Kelima, diperlukan dana yang cukup. Dana pengembangan ini termasuk di anataranya untuk pembelian buku dari dalam dan luar negeri, untuk langganan jurnal dan CD-ROM, untuk membangun database, dan pendidikan staf, untuk membayar tenaga kerja, dan seterusnya. Sayang sekali pengembangan fasilitas baca sampai sekarang masih menduduki jajaran bawah dalam prioritas pengembangan sarana belajar.
Keenam, diperlukan perencanaan teknis yang runtut. Tentu saja yang dimaksud di sini tidak selalu harus dengan teknologi yang canggih, dengan jaringan komputer atau telekomunikasi yang mahal. Tapi boleh dimulai dengan membudayakan “interlibrary loan”. Melembagakan kebiasaan pertukaran sumber daya yang ada pada pusat pendidikan satu dengan yang lain juga bisa memicu lahirnya rasa tanggung jawab bersama dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar. Di level yang sudah kian maju nantinya dapat dibantu dengan pengembangan jaringan teknologi komputer modern, on-line atau off-line connection, faksimile, surat elektronik, dan sebagainya.
Kemajuan, kebahagiaan, dan kesejahteraan serta peluang memperoleh pendidikan, dengan sekuat apapun usaha pemerintah dan berbagai kalangan yang kompeten, walau bagaimanapun akan tetap berjalan imbang. Penyebaran media informasi hanyalah alat semata, yang paling menentukan adalah sumber daya manusianya. Perlu disadari oleh semua pihak (guru, masyarakat umum, kaum professional dan terutama masyarakat desa sendiri) bahwa tujuan akhir hidup manusia adalah kelayakan hidup itu sendiri. Kelompok masyarakat desa terutama harus menerima secara sadar, baik kata maupun perbuatan, bahwa hidup di desa tidak identik dengan penderitaan menahun dan hidup di kota identik dengan kebahagiaan sepanjang hayat.
Tampilnya siaran media massa yang berorientasi ke desa, perpustakaan desa, film penerangan di pedesaan, tenaga PPL, AMD, JMD, HMD dan arus balik professional lain akan sangat membantu. Pada level tertentu, seperti untuk keperluan bisnis berskala besar, menempuh pendidikan lebih tinggi atau karena berprestasi luar biasa dari sebagian warga, tidak menutup kemungkinan berkompetensi di kota. Yang perlu dihindari adalah : hidup di kota dengan kondisi serba kurang, frustrasi dan merepotkan orang lain. Kalau demikian adanya keberatan warga masyarakat yang demikian bukan membantu usaha kesejahteraan sosial, melainkan menambah rumit masalah sosial.
3.      Memasukan subsistem alam di kelas-kelas sekolah

Manusia dilahirkan dimuka bumi ini telah ditakdirkan memiliki kemampuan verbl.tetapi manusia tidak ditakdirkan menjadi verbalis.sayang,kemampuan verbal itu lebih banyak dijadikan modal untuk menjadi seorang verbalis,hanya menggunakan kata-kata melulu.kenyataan yang amat kontras dan paling banyak terjadi justru terjadi di kelas-kelas sekolah.
Sampel pakis,buah mangga,jaggung dan sejenisnya begitu banyak “di hutan-hutan”di pinggir perkampungan atau dihalaman ruang di sekitar kita.
Namun,guru hampir tidak pernah menghadirkan subsistem alam itu di kelas-kelas sekolah untuk keperluan pelajara ilmu tumbuhan yang berkenaan dengan materi perkembang biakan melalui spora, tumbuh-tumbuhan dikotil dan monokotil dan lain-lain.keluhan yang muncul selama ini,bahwa efektivitas pengajar rendah di karenakan media pengajaran tidak tersedia,kalaupun banyak benarnya,namun banyak tidak dapat di pertanggung jawabkan sepenuhnya.
            Tidaklah justru potensi subsistem alam belum dimanfaatkan sungguh-sungguh oleh kita sebagai pendidik.falsafah yang berkembang di sumatera barat,”alam terkembang menjadi guru”,punya makna yang mendalam,bahwa isi pendidikan sebenarnya tidak lain dari apa yang ada di sekitar kita.
Dalam menyampaikan pelajaran bermacam-macam alat telah diciptakan agar mempermudah murid untuk memahaminya. Alat-alat pengajaran telah mulai berkembang sejak orang membuat gambar atau diagram yang sederhana di tanah atau di gua pada zaman purbakala. Setelah gambar dikembangkan menjadi huruf, lahirlah buku pelajaran yang mencapai kemajuan yang pesat sesudah ditemukan alat cetak. Dan sekarang tak dapat dibayangkan lagi sekolah tanpa buku pelajaran. Di samping itu papan tulis menjadi populer hingga sekarang.
Walaupun tiap guru menggunakan buku dan papan tulis, akan tetapi bila ia menghadapi alat pengajaran elektronik seperti tape recorder, maka banyak guru yang enggan menggunakannya karena merasa tidak mempunyai keterampilan teknik untuk mengendalikannya. Namun semua alat pengajaran itu, betapapun modernnya mudah dipakai, kalau tidak, tentu tidak akan kaku. Video tape recorder sekarang dapat dikuasai penggunaannya oleh anak kecil. Guru hendaknya memupuk minat terhadap alat pengajaran elektronik modern dan berusaha untuk mengenal dan memanfaatkannya dalam proses mengajar-belajar. Alat-alat ini dapat memberi bantuan besar kepada guru maupun murid. Lambat laun alat-alat ini akan makin banyak digunakan dalam pengajaran bila telah disadari manfaatnya.
Menurut pendirian tertentu alat pegajaran yang lazim disebut hard ware itulah dipandang sebagai teknologi pendidikan. Di antaranya ada yang menganggap bahwa alat-alat seperti papan tulis, peta, diagram dan sebagainya termasuk teknologi pendidikan, akan tetapi ada pula yang memandang sebagai teknologi pendidikan hanya yang serba elektronik saja.

Beberapa alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi pendidikan yaitu
1.      Papan Tulis

Alat pengajaran ini sangat populer, digunakan oleh sekolah yang tradisional maupun yang modern dan dapat dikombinasikan dengan alat pengajaran lainnya seperti radio, TV. Alat ini dimanfaatkan dalam tiap metode pengajaran. Papan tulis dapat dipakai untuk tulisan, membuat gambar, grafik, diagram, peta, dan sebagainya dengan kapur yang putih maupun yang berwarna.
Setiap guru harus pandai menulis dan menggambar di papan tulis. Papan tulis harus dibersihkan sebelum digunakan, seperti membersihkan piring dari sisa-sisa makanan,sebelum digunakan untuk hidangan baru.
Penerapan yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI menjelaskan tentang rukun iman di papan tulis.


2.      Gambar

Gambar-gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah, surat kabar, pamflet dari biro perjalanan, dan sebagainya. Gambar-gambar harus dikumpulkan dalam map menurut kategori tertentu agar mudah dicari kembali bila diperlukan.
Penerapan yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI menunjukkan gambar kota makkah dan madinah yang merupakan pusat kota umat islam.

3.      Model

Model-model dapat merupakan tiruan dari benda yang sebenarnya seperti model mobil, kereta api, rumah, binatang, dan lain-lain.
Penerapan yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI membuat model miniatur rumah Rasulullah.
4.      Koleksi

Bermacam-macam koleksi dapat diadakan seperti macam-macam tekstil, batu-batuan, daun kering, mata uang, perangko, dan sebagainya.
5.      Peta dan globe

Biografi dan pelajaran sejarah akan pincang tanpa peta. Macam-macam peta harus disediakan tentang tiap bagian dunia, juga peta ekonomi, penduduk, dan sebagainya.
Penerapan yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI menunjukkan peta persebaran umat islam di Dunia.
6.      Buku pelajaran.

                        Buku pelajaran merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat pengajaran lainnya. Buku pelajaran telah digunakan sejak manusia pandai menulis dan membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah ditemukannya alat cetak.
Keuntungan buku pelajaran antara lain :
a.       Buku pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b.      Buku pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.
c.       Buku pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
d.      Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama.
e.        Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standar pengajaran.
f.       Buku pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun guru berganti.
g.      Guru pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru menggunakannya dari tahun ke tahun.[1]

Buku pelajaran yang terlampau lama di pertahankan akan menjad    i usang. Buku pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Buku pelajaran biasanya hasil seorang pengarang atau team pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran tentang kurikulum yang berlaku. Biasanya buku pelajaran merupakan salah satu pendekatan tentang implementasi kurikulum dan karena itu ada kemungkinan terdapat berbagai macam buku pelajaran tentang satu bidang studi tertentu. Di Jepang, misalnya terdapat 10-20 macam buku pelajaran yang disusun oleh berbagai pengarang tentang bidang studi tertentu berdasarkan kurikulum yang sama, yang semuanya disetujui oleh Kementerian Pendidikan. Guru-guru diberi kesempatan untuk memilih buku yang mereka anggap paling sesuai bagi muridnya.
Buku pelajaran hanya salah satu sumber pelajaran yang perlu diperlengkap dengan sumber lain seperti perpustakaan, observasi lingkungan, dan lain-lain. Karena ilmu terus berkembang guru harus mencari bahan baru untuk hal-hal yang telah usang dan tak berlaku lagi. Jadi tidak ada buku pelajaran yang lengkap atau sempurna.
Disamping buku pelajaran ada buku-kerja yang mendorong anak melakukan tugas-tugas tertentu sambil merupakan alat untuk menilai hasil pelajarannya.
Menggunakan buku pelajaran menuntut kesanggupan dan kecepatan murid untuk membaca dan menangkap isinya. Anak-anak harus dilatih membaca cepat. Selain itu mereka harus menguasai bahasa yang digunakan dalam buku itu.
Penerapan yang bisa digunakan adalah, seorang guru PAI menggunakan buku pelajaran pendidikan agama islam sebagai bahan untuk mengajar.
7.      Film

Sejak ditemukannya film, para pendidik segera melihat manfaatnya bagi pendidikan. Film pendidikan sekarang telah sangat berkembang di negara-negara maju. Telah banyak terdapat perpustakaan film yang meminjamkan film tentang segala macam topik dalam tiap bidang studi. Universitas demikian pula sekolah-sekolah telah banyak mempunyai perpustakaan film sendiri. Film disana bukan merupakan barang luks lagi.
            Beberapa keuntungan film ialah :
a.       Film sangat baik menjelaskan suatu proses, bila perlu dengan menggunakan “slow motion”.
b.      Tiap murid dapat belajar sesuatu dari film, yang pandai maupun yang kurang pandai.
c.       Film sejarah dapat menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat.
d.      Film dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
e.       Film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.

Film harus dipilih agar sesuai dengan pelajaran yangs sedang diberikan. Untuk itu guru harus mengenal film yang tersedia dan lebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah film dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Ada kalanya film tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar anak-anak jangan memandang film itu sebagai hiburan, sebelumnya kepala mereka ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sesudah itu dapat ditest berapa banyaklah yang dapat mereka tangkap dari film itu.
            Film menarik sekali sebagai alat pengajaran dan hendaknya mendapat perhatian yang lebih banyak.
Bila suatu sekolah mempunyai proyektor film, maka guru wajib mempelajari cara penggunaannya.
Penerapan yang bisa digunakan misalnya guru menayangkan film kisah khulafaurrasyidin umar bin khattab.
8.      Filmstrip dan slide

Filmstrip dan slide diperlihatkan kepada murid-murid dengan menggunakan proyektor. Yang dilihat adalah gambar “mati” jadi bukan gambar hidup seperti film. Gambar itu dapat merupakan foto, tabel, diagram karton, reproduksi lukisan, dan sebagainya. Kecepatan memperlihatkan filmstrip atau slide dapat diatur oleh guru dan bergantung pada banyaknya komentar yang diberikannya tentang tiap gambar.

9.      Overhead projector

Overhead projector dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada lembaran plastik transparan. Guru dapat membuat tulisan, catatan atau gambar pada lembaran transparan itu seperti yang dapat dilakukannyan pada papan tulis. Overhead projector dapat digunakan tanpa menggelapkan ruangan.
10.  Tape recorder


Tape recorder pada saat ini bukan barang mewah lagi. Alat ini sangat serasi untuk digunakan dalam pelajaran bahasa. Laboratorium bahasa menggunakan tape recorder.
Keuntunganya antara lain :
a.       Murid dapat mendengarkan kembali apa yang diucapkan atau dibacanya agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan.
b.      Dengan tape recorder dapat diketahui kemajuan anak dalam aspek-aspek bahasa seperti lafal, kelancaran berbicara susunan kalimat dan sebagainya bila dibandingkan kemampuan anak sebelum dan sesudahnya.
c.       Tape recorder dapat digunakan dalam interview atau untuk merekam pelajaran atau ceramah orang ahli, dan lain-lain.
d.      Untuk pelajaran seni suara tape recorder mempunyai banyak kegunaan.
Guru yang ingin memanfaatkan tape recorder harus belajar menggunakannya dengan terampil.
11.  Siaran dalam proses pendidikan
Ada gejala dalam pendidikan modren utuk beralihdari pengajaran yang berpusat pada guru ke arah belajar yang mengutamakan kegiatan murid. Aktivitas murid, belajar berdasarkan pengalaman murid, belajar sendiri sebagai dasar proses belajar mengajar telah dicanagkan sejak lama. Anak harus dididik untuk belajar-belajar atau belajar sendiari, mencari bahan belajar dari berbagai sumber seperti buku, rekaman, film, radio, dan televisi.
                        Perkembangan perpustaaan dan alat audio visual, termasuk siaran radio dan telivisi menggembangkan kesempatan kdan kesanggupan untuk balajar sendiri, tanpa selalu dapat bimbingan dari guru.
            Beberapa alasan menggunakan siaran radio dan televisi
1.      Siaran dapat membawa dunia luar kedalam kelas yang menyamai pengalaman langsung
2.      Siaran merupakan suber informasi yang paling mutakhir dalam bentukyang mudah dipahami, disamping buku, film, gambar dan lain-lain
3.      Siaran mencptakan suasana yang menyenangkan, merangsang dan membangkitkan ide-ide baru
4.      Siaran dapat memberi informasi yang tidak segera dapat diberikan oleh guru atau tak dapat  disajikan  dalam bentuk yang dapat menyamai siaran itu
5.      Cara penyajian oleh siaran sangat hidup, menarik dan menggundang  keterlibatan anak dalam peristiwa-peristiwa yang diperliahatkan
6.      Siaran dapat menyampaikan hal-hal yang tidak dapat disajikan oleh guru seperti musik bentuk-bentuk kebudayaan,kesenian, dan sebagainya
7.      Siaran dapat mengembangkan  kesanggupan dan keteranmpilan atau teknik untuk meliahat dan mendengarkan.
Pelajaran dengan siaran radio atau televisi akan lebih efektif bla lebih dahulu dipersiapkan dan kemudian diadakan kegiatan lanjutan. Anak-anak harus memahami perbendaharaan kata-kata yang digunakan dalam siaran itu.
Bila langsung digunakan siaran dari radio atau televisi, guru harus berusaha menyesuaikan dengan jadwal pelajaran. Biasanya perogram atau acara untuk siaran radio atau televisi pendidikan lebih dahulu dicetak dan disebarkan, sehingga guru-guru mengetahui perogram yang sesuai bagi murid-muridnya.
Jika ada kemungkinan untuk merekamnya, maka guru tidak terikat pada waktu siaran. Selain itu guru dapat lebih dahulu mendengarkan atau melihatnya sebelum dsajikan kepada murid-muridnya.
            Selain siaran pendidikan banyak siaran untuk umum yang mempunyai nilai pendidikan yang lebih tinggi. Namun siaran itu tidak dapat dimanfaatkan secara sepenuhnya bagi pendidikan karena ada peraturan yang dinegara–negara tertentu yang melarang perekaman siaran itu karena karena melanggar hak cipta.

12.  Closed circuit television (CCTV)

Dinegara-negara maju seperti amerika, inggris, jepang dan lain-lain CCTV telah merupakan alat pendidikan yang banyak digunakkan di sekolah maupun perguruan tinggi. CCTV harus ditangani sediri oleh staf lembaga pendidikan yang bersangkutan, walau mereka bukan ahli dalam bidang siaran, staf pengajar akan turut dilbatka dalam perencanaan keseluruhan program dalam persiapannya maupun penyiarannya. Para dosen akan sering diminta untuk memberikan pelajaran deemonstrasi, ceramah dan sebagainya melalui CCTV. Dengan sendirinya yang diminta adalah tenaga pengajar yang baik.

13.  Mesin belajar dan belajar berprograma
Salah satu hasil perkembangan teknologi pendidikan adalah mesin belajar . dianggap bahwa yang meenemukan mesin belajar ini adalah sidney pressey, ohio state university pada tahun 1926.alat yag diciptakannya sebenarnya bertujuan untuk mentest kesanggupan atau pengtahuan mahasiswa dengan menggunakan test obyektif yang empat alternatifnya. Mesin itu memiliki empat tombol sesuai dengan jumlah kemungkiinan jawaban. Mahasiswa harus menekan tombol menurut nomor jawaban yang dianggap benar.
                        Mesin ini membuka pikiran B.F. skinner harvard university, dua puluh tahun kemudian untuk menggembangkan suatu alat yang dapat membimbing siswa belajar melalui langkah-langkah tertentu. Langkah itu berupa tugas atau pertanyaaan yang ahus dijawab dengan memilihb sebuah alternatif yang tersedia dengan menekan tombol yang sesuai inilah yang terkenal dengan sebagai “teaching machine”. Alat inii kemudiann disempurnakan sejalan dengan kemajuan elektronika.
           
Dengan mesin belajar ini murid dapat belajar sendiri menurut kecepatan masing-masing. Langkah-langkah diatur sedmikian rupa sehingga banyakharapan bahwa murid dapat melakukannya dengan baik. bila salah, maka kesalahan itu segera dapat diperbaiki, atau murid dibimbing secara khusus seperti dalam program bercabang agar dapat membuatya sendiri tanpabantuan guru. Program yang disediakan sama atau unifrom bagi semua murd, akan tetapi murid dapat belajar menurut kecepatannya sendiri sehingga anak yang pandai dapat menyelesaikanya dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan anak yang kurang padai.
                        Anak-anak dapat belajar tanpa guru, bahkan tanpa diajar, akan tetapi dengan bantuan guru proses belajar dapat dipermudah dan dipercepat. Oleh sebab itu guru tetap memegang seatu peranan yang penting. Selayaknya guru menaruh minat terhadap perkmbangan hardware teknologi pendidikan dan kapan saja ada kesempatan, berusaha untuk mempelajari cara penggunaannya. Alat teknologi pendidikan modern bukanlah musuh guru akan tetapi alat pembantu guru untuk meninggkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar.

14.  Laboratorium bahasa
Laboratorium  bahasa merupakan variasi mesin mengajar yang juga menggunakan sejumlah alat audio-visual lainnya misalnya tape recorder,filmstrip, pelajaran berprograma dan sebagainya.
Laboratorium yang sederhana terdiri atas sejumlah “booth”atau “kotak”tempat anak belajar secara individual .dengan memutar rekaman berisi pelajaran ia menjawab pertanyaan atau mengulangi kalimat atau lafal kata-kata,kemudian mendengarkannya kembali dan membandingkannya dengan “master tape”.rekaman jawabannya dapat dihapusnya untuk mengulangai pelajaran  yang belum dikuasainya,sampai benar-benar diketahuinya.
Guru bahasa dapat berhubungan dengan tiap murid, sehingga ia dapat mengontol kemajuan tiap murid dan bila perlu mengajukan pertanyaan murid dan memberi penjelasan yang diperlukan.
Anak-anak dapat belajar sendiri dan bila absen beberapa waktu dapat melanjutkannya tanpa terikat pada kemajuan murid-murid lain.jadi dengan laboratorium bahasa setiap murid dapat belajar secara individual menurut kecepatan masing-masing dan bila perlu mendapat bantuan guru secara pribadi.
Mesin belajar dan laboratorium bahasa mahal dan seperti alat elektronik lainnya dapat  rusak sehingga memerlukan reparasi dari ahli teknik yang khusus.Namun yang paling penting mengenai alat teknologi pendidikan bukan hanya soal harganya, melainkan keterampilan guru untuk menggunakanya bagi peningkatan mutu pendidikan. Makin tinggi teknologi,makin tinggi pula keterampilan yang dituntut dari guru.

15.  Komputer
       Komputer adalah hasil teknologi modren yang membuka kemungkinan yang besar alat pendidikan “computer –assisted instruction’(CAI) telah dikembangkan akhir-akhir ini dan telah membuktikan manfaatnya untuk membantu guru dalam mengajar dan membantu murid dalam belajar.komputer sebagai alat pembantu pendidikan masih sangat mahal,yaitu jutaan dollar, namun bila digunakan oleh ribuan siswa biaya untuk tiap murid per jam akan lebih murah dari pada gaji guru.
      Selain mahal,komputer sebagai alat belajar perlu di program oleh programmers atau penyusunan pelajaran yang ahli,biasanya seorang guru yangberpengalaman mengajar beberapa tahun dan kemudian kembali masuk perguruan tinggi jurusan pendidikan untuk mencapai gelar sarjana dalam computer programming.
     Ahli lain yang diperlukan ialah computer engineer,insinyur komputer yang belajar empat sampai delapan tahun untuk mencapai gelar sarjana muda dan sarjana dalam bidang itu.
 Selanjutnya perlu ahli sebagai CBE system oprator,yaitu oprator sistem pendidikan berdasarkan komputer. Para ahli ini di samping tenaga kerja lainnya harus dapat berkerja sama untuk memanfaatkan komputer itu sepenuhnya.
 Komputer sebagai alat pelajaran(CAI atau computer Assisted instruction)mempunyai sejumlah keuntungan:
1.      Ia dapat membantu murid dan guru dalam pelajaran.karena komputer itu “sabar,cermat,mempunyai ingatan yang sempurna”,ia sesuai sekali untuk latihan dan remedial teaching. Tak ada guru yang dapat memberi latihan tanpa jemu-jemunya seperti komputer.
2.      CIA memiliki banyak kemampuan yang dapat dianfaatkan segera seperti membantu hitungan atau mereproduksi grafik,gambaran dan memberikan bermacam-macam informasi yang tak mungkin dikuasai oleh manusia mana pun.
3.      CAI sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran atau penyusun kurikulum.
4.      CAI dan mengajar oleh guru dapat saling melengkapi.bila komputer tidak dapat menjawab pertanyaan murid dengan sendirinya guru akan menjawabnya.ada kalanya komputer dapat memberi jawaban yang tak dapat segera dijawab oleh guru.
5.      Selain itu komputer dapat pula menilai hasil setiap pelajar dengan segera.
  
16.   Gedung sekolah

Melihat dari pengertian fasilitas belajar yang menyatakan bahwa fasilitas belajar juga meliputi benda tidak bergerak, maka gedung sekolah juga merupakan fasilitas belajar yang termasuk dalam teknologi pendidikan. Seperti ruang kelas dan laboratorium.


A.    Beda Pelajaran Dengan Guru dan Komputer
Seorang guru dalam kelas harus melakukan bermacam-macam kegiatan bergantungan pada tingkatan kelas,jumlah murid,bahan pelajaran yang harus disajikan,kemampuanya mengajar,minatnya,dan sebagainya.bisanya ia menghadapi sejumlah murid sekaligus dan akan lebih dahulu mengutamakan kepentingan seluruh kelas sebelum ia berusaha untuk memperhatikan kebutuhan setiap anak secara individual.tak selalu cukup waktu dan kemampuannya untuk mendiagonosis kesulitan setiap anak walaupun ada keinginannya melakukan demikian.ia harus membuat persiapan untuk tiap pelajaran,harus mempersiapkan alat praga membuat gambar-gambar,grafik,dan sebagainya,harus memeriksa perkerjaan rumah anak,memberi ulangan,mencatat angka,menjaga disiplin,dan sebagainya.
Sering pula di tingkat sd seorang guru mengajar beberapa mata pelajaran menurut kemampuannya dalam tiap bidang studi.pelajaran dalam kelas bisanya dikendalikan sepenuhnya oleh guru.tentu saja ia dapat menggunakan berbagai alat pengajaran untuk memperlancar proses mengajar-belajar dengan memanfaatkan teori-teori belajar yang dikendalinya.
Proses belajar-mengajar dalam kelas bisanya tertutup bagi orang luar orang tidak mengetahui apa yang terjadi dalam kelas,jadi pelajaran dalam kelas diliputi oleh kerahasiaan. Proses belajar-mengajar itu hanya terjadi satu kali dan tidak dapat di reproduksi untuk keperluan orang lain.
Dalam proses belajar dengan komputer setiap murid secara individual menghadapi komputer dalam mata pelajaran menurut keinginan masing-masing.pelajaran telah diprogram secara cermat dan tiap murid dibimbing langkah demi langkah sampai dikuasainya.
 Jadi boleh dikatakan bahwa murud itu sendiri bertanggung jawab atas pelajaran masing-masing.intraksi dengan komputer terbuka bagi semua orang. Cara seorang pelajar dengan komputer bukan bersifat rahasia akan tetapi dapat disaksikan oleh siapa saja.program itu dapat pula direproduksi dan dipakai oleh orang lain yang memiliki jenis komputer yang sama,seperti halnya dengan rekaman.
Selain membimbing murid dalam pelajaran,komputer juga dapat menyimpan informasi yang banyak yang dapat digunakan oleh setiap murid yang ingin memperluas pengetahuannya lebih dari apa yang dituntut dalam kelas.
Komputer memberi peran yang baru kepada guru. Ia harus berkerja sama dngan para ahli yang bertalian dengan komputer dalam memprogramkan pelajaran.itu memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang bahan pelajaran,tentang proses belajar dan tentang jiwa dan perkembangan anak dan harus tahu bagaimana berkomunikasi dengan komputer.ia harus juga mengenal kemampuan dan keterbatasan komputer dan mengetahui dalam hal mana ia harus berperan untuk membantu murid. Hanya guru yang dapat menghadapi masalah-masalah emosional dan sosial,memimpin diskusi,memberi petunjuk tentang penggunaan buku-buku dalam perpuskakaan atau melakukan eksperimen dalam laboratorium.
Penggunaan komputer dalam pendidikan tentu menuntut pendidikan guru yng mempunyai kompetensi mengajar dengan alat teknologi pendidikan modern ini.


BAB III
PENUTUP


1.      Kesimpulan

1.                  Menurut Mukhroji, dkk “Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efesien
2.                  Fasilitas belajar/pembelajaran dalam teknologi pembelajaran adalah segala sesuatu yang berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang diperoleh dan didapatkan melalui pengembangan hasil teknologi industri yang bisa dimanfaatkan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk memberikan kemudahan, kelancaran, keefektifan dan keefesienan agar tercapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama.
3.                  Beberapa alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi pendidikan yaitu:
a.              Papan Tulis
b.             Gambar
c.              Model
d.             Peta
e.              Globe
f.              Buku pelajaran
g.             Film
h.             Laboratorium
i.               Komputer
j.               Gedung sekolah, dll.

4.                  Buku pelajaran merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat pengajaran lainnya. Buku pelajaran telah digunakan sejak manusia pandai menulis dan membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah ditemukannya alat cetak.
2.      Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca bisa mengerti tentang komponen sumber belajar dan faktor-faktor sumber belajar. Dan dapat memahami penggunaan berbagai fasilitas belajar secara maksimal agar segera tercapai tujuan pendidikan yang ditargetkan bersama, dan media apa yang paling sesuai untuk diterapkan terhadap peserta didik. Kami sangat membutuhkan saran untuk proses perbaikan makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. Media komunikasi pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2001.

Suryono Dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar,  Bandung: PT. Remaja                         Rosdakarya, 2005.

Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2005.
                      S. Nasution. Teknologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2005.




[1] S. Nasution, teknologi pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005) hlm. 103


[1] Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 12
[2] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2005) hlm. 487-488
[3] Sudarwan danim, Media komunikasi pendidikan, (Jakarta :Bumi aksara, 2010) hlm.26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Produksi Pembelajaran Berbasis Microsoft Powerpoint Pada PAI dan Memanfaatkannya dalam Pembelajaran

Produksi Pembelajaran Berbasis Microsoft Powerpoint Pada PAI dan Memanfaatkannya dalam Pembelajaran Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata...